Jumat, 23 Oktober 2009

Injinkan Aku Jatuh Cinta Lagi


Hubungan aku dan dia memang tengah diambang masalah. Penyebabnya hanya satu, rasa minder yang ada pada dirinya karena tidak mempunyai pekerjaan layak. "Aku malu padamu Je," tutur kekasihku beberapa waktu yang lalu. Akhirnya ia memintaku melupakannya, menjauhinya, meninggalkannya dan sebagainya. Terus terang aku tidak bisa.
"Oke Je, begini saja, bagaimana kalau kau dan aku bersahabat saja dulu? Ini untuk memudahkan aku melangkah. Jika nanti aku mempunyai kerjaan yang layak, aku akan datang untuk memintamu, je. Bagaimana? Kau mau, kan?" Pintamu suatu hari. Dengan berlinang air mata, aku mengangguk. Ah, sudah 5 hari terlewati. Selama lima hari itu, aku dan dia tetap menjalin komunikasi lewat handphone. Kudengar kisahmu dan kau dengar kisahku. Dalam kondisi seperti ini aku memang perlu memahami dirimu walau aku tidak mengerti mengapa engkau menjauh dari aku, perempuan terdekatmu, disaat kau ada masalah. Bukankah setiap orang justru datang pada orang terdekatnya ketika mereka bermasalah? Anehnya dirimu kekasihku, ups, sahabatku. Hehehe, mungkin agak sulit bagiku untuk melupakan kalimat-kalimat mesra yang kulontarkan, sebab ia kurasakan masih saja kekasihku yang membuai aku dengan cerita lucu di setiap harinya dan selalu ada untuk berbagi denganku. Tapi ya sudahlah, aku mencoba sedikit logis dan bangkit menghadapi hari-hariku. Hidup buat aku toh tak berakhir sampai disini. Aku punyakedua orangtua yang menyayangi aku, aku punya anak yang manis, aku punya kakak dan adik yang memperhatikanku. Aku juga punya teman-teman lama yang kurang kuperhatikan sebab aku sibuk bekerja. ah, tak ada salahnya aku mencoba menyambangi mereka. Sahabat yang paling kuingat, Keizo (bukan nama sebenarnya), kucoba bertegur sapa dengan si tampan itu. "Hei apa kabar Kei? Lama tidak bersua, kamu baik-baik saja?" sms dengan kalimat itu kulayangkan.
Menit ke menit aku menunggu balasannya. Lama banget. Mungkin ia telah melupakan aku. Ah, coba ku miscall saja. Belum lagi aku mencari nomor hapenya di daftar alamat, handphone ku bergetar. Mungkin ini dia, asyik!
Yes! Kei membalas smsku.
"Hai, kemana saja kamu sayang? Gimana sama si itu tuh? Masih jalan? Ketemuan yuk, Je. Dimana gitu, hari ini aku libur," tutur Kei.
Wah, boleh banget, pikirku. Mumpung aku sedang jomblo, single happy, aku putuskan menerima undangan Kei untuk bertemu. Sebuah Mal eksklusif dibilangan Jakarta Selatan menjadi pilihan. Sore nanti kami akan bercerita seru tentang hari-hari yang telah kami lewati. Sudah jam 3. Huh, si Kei memang mister telat. Aku ke konter burger, kupesan burger triple chesse dengan ekstra acar. Kutaruh banyak-banyak saus sambal yang ektra pedas. Sekalian biar lengkap kekesalanku. Apa laki-laki semua begitu ya? Hobinya membuat kesal para wanita. Selang 10 menit kemudian, sbeuah tangan melambai dari arah kejauhan. Jalannya berlenggak-lenggok, penampilannya amat metro-seksual. Heh? Siapa mahluk itu? Astaga!!! Keizo!!! Kenapa jadi begini?? "Cin, maaf ya nunggu lama. Aku harus prepare dulu mana yang mau dibawa. 4 hari lagi aku mau terbang ke Belanda, mau nikah disana, bu. Semuanya udah siap, aku dua hari disini mo minta restu aja sama ibi dan bapak. Bentar cin, pacar aku telpon," ujar Keizo yang langsung bercakap dengan bahasa inggris. Gaya berjalan yang seperti itu, gaya bercakap-cakap yang seperti itu, dan lain sebagainya. God, jangan sampai sahabatku itu menjadi seorang...
"I love u baby, muach," ujar Kei pada seseorang di ujung telepon.
Aku menatap mata sahabatku itu dnegan pandangan seolah minta dijelaskan dengan keadaan ini. Keizo mengela nafas dihadapanku. "Berkali-kali aku gagal menjalin hubungan dnegan perempuan, Je. Kamu tau rasanya menjadi lelaki yang tak diinginkan. Rasanya amatlah sulit, Je. Mereka menghina aku, merendahkan aku, padahal ibu dan bapakku amatlah membanggakan aku, anaknya. Aku memang bukan laki-laki yang punya uang, Je. Aku juga bukan lelaki tangguh. Harusnya disaat semua ini terjadi, dia masih ada disisiku, Je. Aku meratap pada Ira untuk tidak pergi. aku meratap pada Ira agar terus disini bersamaku. Membimbing aku, memberi aku kekuatan. Ira, calon istriku yang sudah kupersiapkan. Namun beberapa hari sebelum lamaran itu terjadi, aku dipecat dan difitnah dari tempat kerjaku, Je. Sakit dan sulit pada masa itu, membuat aku down. Kemana Ira? Dia pergi dengan orang lain, Je. Bukan dia yang ada disamping aku, tapi Sebastian," ujar Keizo panjang lebar sambil menangis terisak.
Aku memberikan pandangan bingung, turut menyesal, semua bercampur jadi satu. "Je, kau tak perlu menyesal. Aku hanya pesan, seandainya pasanganmu mempunyai masalah, janganlah kau pergi darinya. Seandainya ia terpuruk etaplah disampingnya walau ia menolak kehadiranmu sekalipun, sebab ia pasti mengatakan sebaliknya di hati. Promise me, Je. Aku pamit ya, cin," tutur Kei memeluk tubuhku. Aku memeluk Kei erat. Sebelum pulang, kami memutar-mutar sebuah departemen store kelas wahid untuk mencari beberapa keperluan Kei. Dia pun membelikan aku sebuah syal yang cantik berharga ratusan dollar dari rumah mode Louis Vuitton. "Kenang-kenangan buat kamu, Je," tuturnya. Aku tersenyum. Ah, seketika aku ingin melayangkan sms pada kekasihku, "Sayang, ijinkan aku jatuh cinta padamu sekali lagi," demikian isi smsku. I love u.


sumber : perempuan.com

0 komentar:

 

Life Love N Beauty Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez